DINAMIKA PEMIKIRAN ISLAM WAROK PONOROGO
Published by ridokurnianto under Penelitian on 23.08
Penelitian ini dilakukan berdasarkan ketertarikan peneliti terkait dengan adanya redefinisi dan reinterpretasi warok Ponorogo yang terus bergulir dan membuahkan berbagai kemajuan, terutama dibidang keberagamaan masyarakat Ponorogo, melalui pemikiran Islam yang dilancarkan warok dari kalangan Muslim. Gerakan pemikiran Islam di dunia warok jelas suatu hal yang agak nyleneh, mengingat sosok warok yang dikenal selama puluhan tahun adalah warok dalam perspektif olah kanuragan.
Penelitian ini bertujuan melakukan induksi-konseptualisasi, tentang dinamika pemikiran Islam warok Ponorogo. Sejumlah aspek lain yang dimungkinkan sangat terkait dengan tujuan yang hendak dicapai, dirumuskan sebagai berikut: (1) ingin mengetahui perkembangan Islam di Ponorogo sekaligus hubungannya dengan adat atau tradisi setempat; (2) ingin mengetahui konsepsi atau pemaknaan tentang warok dari masa ke masa; (3) ingin mengetahui kontribusi para warok dalam porsi kualifikasi masing-masing dalam membangun masyarakat Ponorogo; dan (4) ingin mengetahui secara jelas kontribusi pemikiran Islam warok Ponorogo dalam membangun dan mengembangkan masyarakat Islam pada tataran kualitatif.
Data tentang dinamika pemikiran warok Ponorogo, digali melalui teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan metode vestehen, melalui proses induksi-interprtetasi-konseptualisasi. Dalam hal ini, analisis data yang demikian, mengikuti apa yang dikemukakan Bogdan dalam Muhadjir (1987: 171), yakni analisis akan di lakukan, baik di lapangan maupun setelah meninggalkan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika pemikiran Islam yang dikembangkan oleh warok Ponorogo berjalan seiring dengan dinamika seni reyog dan warok itu sendiri. Ada dua tipologi pemikiran Islam yang berkembang; Pertama, melalui setting seni reyog Ponorogo melalui pemekaran makna simbol dan tari. Pendekatan budaya ini dilakukan oleh Kiai Ma’shum melalui penyelenggaraan festival reyog islami yang dilakukan setiap tahun di pesantrennya; Kedua, melalui para warok kanuragan lewat metode sambang atau silaturrahim kepada para warok kanuragan. Model ini dilakukan oleh Kiai Syukri. Pemikiran Islam di kalangan warok berkontribusi signifikan terhadap pengembangan reyog Ponorogo itu sendiri, terutama dalam bentuk peningkatan apresiasi masyarakat Ponorogo yang memang mayoritas Muslim, bahkan karenanya sudah ada beberapa pesantren dan sekolah Islam yang tidak ragu lagi menjadikan seni reyog ini sebagai seni yang sah dipelajari, misalnya Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan group seni reyog “Simo Budi Utomo”. Sementara dari aspek gerakan islmisasi masyarakat, kontribusi pemikiran Islam itu nampak dalam wujud peningkatan kualitas keberagamaan warok kanuragan, dimana melalui peningkatan kemusliman itu telah membuahkan semangat dakwah dari kalangan warok kanuragan itu sendiri untuk menebarkan hal yang sama kepada masyarakat di lingkungan mereka masing-masing. Dinamika pemikiran Islam ini selanjutnya menjadi pilar yang sangat efektif bagi terbentuknya pola islamisasi di kalangan konco reyog dan warok Ponorogo.
THE DINAMIC OF ISLAMIC THOUGHT OF PONOROGO WAROK
This study is conducted based on the writer’s interest about the rededinition and reinterpretation of Ponorogo Warok that consinually occurs and generates some developments especially in the field of the variety on Ponorogo society, through Islamic thought delivered by Muslim warok.
The purpose of this research is to conduct the conceptualization-induction about the dynamic of Ponorogo warok’s Islamic thought. A number of other aspects that perhaps involved with the purpose reached is stated as the following; (1) to know the development of Islam in Ponorogo and its relationship with the local culture; (2) to know the concept or the meaning of warok from time to time; (3) to know the warok’s contribution of each qualification portion in developing Ponorogo society; and (4) to know early the contribution of Ponorogo warok’s Islamic thought in developing and increasing Islamic society in a qualitative level.
The data of dynamic Ponorogo warok’s Islamic thought is obtained by a deep interview, observation, and dokumention. The data analysis with vestehen method, trought the process of conseptualization-interpretation-induction. In this case, it follows what Bogdan and Muhajir (1987: 171) states, that the analysis will be conducted, whether it is in the field or after leaving the field.
The result shows that the dynamic of Islamic thought developed by Ponorogo warok wolks along with the dynamic of reyog art and by the setting of Ponorogo reyog art though the development of the symbol meaning and the dance. This cultural approach is conducted by Kiai Ma’shum by the Islamic reyog festival that is hold annually in this school. The second by kanuragan warok through visit method or silaturrahim to kanuragan warok. This model is conducted by Kiai Syukri. The Islamic thought in warok contribute signivicantly toward Ponorogo reyog development it seep, especially in the from of the increasing of Ponorogo society’s appreciation that majority is Muslim, even there are some public schools and Islamic schools that are not doubted anymore to induce reyog as art learned legally, such as Muhammadiyah University of Ponorogo with reyog group Simo Budi Utomo. Besides from the society islamization increasing of kanuragan warok variety, in which through the islamization increasing has caused Islam missionary amon kanuragan warok’s themselves to spread the same thing for the society in their environment. The dynamic of Islamic thought, morever, becomes a very effective pole for the forming of islamization pathern in reyog friendship and Ponorogo warok.
Baca Selengkapnya ...
Penelitian ini bertujuan melakukan induksi-konseptualisasi, tentang dinamika pemikiran Islam warok Ponorogo. Sejumlah aspek lain yang dimungkinkan sangat terkait dengan tujuan yang hendak dicapai, dirumuskan sebagai berikut: (1) ingin mengetahui perkembangan Islam di Ponorogo sekaligus hubungannya dengan adat atau tradisi setempat; (2) ingin mengetahui konsepsi atau pemaknaan tentang warok dari masa ke masa; (3) ingin mengetahui kontribusi para warok dalam porsi kualifikasi masing-masing dalam membangun masyarakat Ponorogo; dan (4) ingin mengetahui secara jelas kontribusi pemikiran Islam warok Ponorogo dalam membangun dan mengembangkan masyarakat Islam pada tataran kualitatif.
Data tentang dinamika pemikiran warok Ponorogo, digali melalui teknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan metode vestehen, melalui proses induksi-interprtetasi-konseptualisasi. Dalam hal ini, analisis data yang demikian, mengikuti apa yang dikemukakan Bogdan dalam Muhadjir (1987: 171), yakni analisis akan di lakukan, baik di lapangan maupun setelah meninggalkan lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika pemikiran Islam yang dikembangkan oleh warok Ponorogo berjalan seiring dengan dinamika seni reyog dan warok itu sendiri. Ada dua tipologi pemikiran Islam yang berkembang; Pertama, melalui setting seni reyog Ponorogo melalui pemekaran makna simbol dan tari. Pendekatan budaya ini dilakukan oleh Kiai Ma’shum melalui penyelenggaraan festival reyog islami yang dilakukan setiap tahun di pesantrennya; Kedua, melalui para warok kanuragan lewat metode sambang atau silaturrahim kepada para warok kanuragan. Model ini dilakukan oleh Kiai Syukri. Pemikiran Islam di kalangan warok berkontribusi signifikan terhadap pengembangan reyog Ponorogo itu sendiri, terutama dalam bentuk peningkatan apresiasi masyarakat Ponorogo yang memang mayoritas Muslim, bahkan karenanya sudah ada beberapa pesantren dan sekolah Islam yang tidak ragu lagi menjadikan seni reyog ini sebagai seni yang sah dipelajari, misalnya Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan group seni reyog “Simo Budi Utomo”. Sementara dari aspek gerakan islmisasi masyarakat, kontribusi pemikiran Islam itu nampak dalam wujud peningkatan kualitas keberagamaan warok kanuragan, dimana melalui peningkatan kemusliman itu telah membuahkan semangat dakwah dari kalangan warok kanuragan itu sendiri untuk menebarkan hal yang sama kepada masyarakat di lingkungan mereka masing-masing. Dinamika pemikiran Islam ini selanjutnya menjadi pilar yang sangat efektif bagi terbentuknya pola islamisasi di kalangan konco reyog dan warok Ponorogo.
THE DINAMIC OF ISLAMIC THOUGHT OF PONOROGO WAROK
This study is conducted based on the writer’s interest about the rededinition and reinterpretation of Ponorogo Warok that consinually occurs and generates some developments especially in the field of the variety on Ponorogo society, through Islamic thought delivered by Muslim warok.
The purpose of this research is to conduct the conceptualization-induction about the dynamic of Ponorogo warok’s Islamic thought. A number of other aspects that perhaps involved with the purpose reached is stated as the following; (1) to know the development of Islam in Ponorogo and its relationship with the local culture; (2) to know the concept or the meaning of warok from time to time; (3) to know the warok’s contribution of each qualification portion in developing Ponorogo society; and (4) to know early the contribution of Ponorogo warok’s Islamic thought in developing and increasing Islamic society in a qualitative level.
The data of dynamic Ponorogo warok’s Islamic thought is obtained by a deep interview, observation, and dokumention. The data analysis with vestehen method, trought the process of conseptualization-interpretation-induction. In this case, it follows what Bogdan and Muhajir (1987: 171) states, that the analysis will be conducted, whether it is in the field or after leaving the field.
The result shows that the dynamic of Islamic thought developed by Ponorogo warok wolks along with the dynamic of reyog art and by the setting of Ponorogo reyog art though the development of the symbol meaning and the dance. This cultural approach is conducted by Kiai Ma’shum by the Islamic reyog festival that is hold annually in this school. The second by kanuragan warok through visit method or silaturrahim to kanuragan warok. This model is conducted by Kiai Syukri. The Islamic thought in warok contribute signivicantly toward Ponorogo reyog development it seep, especially in the from of the increasing of Ponorogo society’s appreciation that majority is Muslim, even there are some public schools and Islamic schools that are not doubted anymore to induce reyog as art learned legally, such as Muhammadiyah University of Ponorogo with reyog group Simo Budi Utomo. Besides from the society islamization increasing of kanuragan warok variety, in which through the islamization increasing has caused Islam missionary amon kanuragan warok’s themselves to spread the same thing for the society in their environment. The dynamic of Islamic thought, morever, becomes a very effective pole for the forming of islamization pathern in reyog friendship and Ponorogo warok.
Baca Selengkapnya ...
0 komentar:
Posting Komentar